Membentuk Demokrasi Unggul: Bukan Kuantitas Tapi Kualitas
Oleh
Malisa Ladini, Ilmu Politik UNNES
Ide
Demokrasi Unggul muncul dari sepanjang pengamatan saya ketika melihat adanya
suatu konflik yang melibatkan “nama demokrasi” untuk melegitimasi sebuah
penindasan bagi seseorang atau kelompok yang dianggap minor.
“Kami
mengambil suara mayoritas, maka kamu yang berbeda (kaum minor) harus patuh pada
otoritas kami”. Apakah ini cermin dari demokrasi yang benar?
Demokrasi Unggul
U= Untuk Bangsa yang Adil dan Makmur
N= Negara Sejahtera itu Ada, Jika
Premanisme Tak Berkembangbiak
G= Galakkan Persatuan, Bukan Kekacauan
G= “Gontok-gontokan Udah Gak Jaman”
U= Unggul demokrasi, Unggul Kualitas
L= Langgengnya Demokrasi, Asal Jangan
Seenaknya Sendiri
Menurut
Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat. Kondisi demokrasi politik (poliarki) atau
pemerintahan demokratis dapat berjalan stabil dengan empat cara (Sorensen
1993), yaitu sebagai berikut:
1. Para
pemimpin tidak menggunakan koersi kekerasan, yaitu polisi dan militer untuk
meraih atau mempertahankan kekuasaannya.
2. Adanya
organisasi pluralis yang modern dan dinamis.
3. Potensi
konflik dalam pluralisme struktural dipertahankan pada tingkat yang masih dapat
ditoleransi.
4. Dalam
masyarakat, aktif dalam politik, ada budaya politik dan sistem keyakinan yang
mendukung ide demokrasi dan lembaga poliarki.
Dari
paparan tersebut, menurut saya demokrasi di Indonesia sudah cukup memenuhi
kualifikasi. Tapi masyarakat Indonesia masih sering lupa, kalau demokrasi yang
berjalan di Indonesia itu adalah Demokrasi
Pancasila. Sering kita mendapati situasi “yang penting punya massa pasti
menang”, meskipun massanya itu tidak memperhitungkan dari segala kualitas.
Sebagai
mahasiswa ilmu sosial, seringkali saya mendapati kehidupan sosial yang ada baik
di dalam masyarakat terasa “aneh” dan asing dengan demokrasi pancasila yang
sesuai dengan normatif. Tak jarang kita temui perselisihan paham bahkan sampai
ke pertengkaran akut antar suku, agama, ras, dan bahkan pemikiran hidup. Dalam
sebuah konflik pasti akan ada kelompok
yang merasa mayoritas dan mempunyai dukungan massa banyak untuk menindas kaum
yang dianggapnya minoritas. Padahal demokrasi di Indonesia itu tidak
mengenal adanya suara mayoritas untuk melakukan diskriminasi. Kecuali pada saat
pengambilan suara dengan voting,
dimaksudkan untuk mengambil suara terbanyak setelah menggunakan jalan
musyawarah mufakat tidak menemukan titik temu.
Kunci Utama Lahirnya Demokrasi
Demokrasi UNGGUL, dengan 5 Perbaikan, sebagai berikut:
1.
Perbaikan
Kualitas SDM.
Perbaikan
kualitas SDM sangat penting sebagai langgenggnya sistem demokrasi di Indonesia.
Sebab demokrasi moderat bisa saja berubah menjadi demokrasi ekstrim dikarenakan
kurangnya pengawasan terhadap jalannya demokrasi. Sehingga negara menjadi mobokrasi (sistem pemerintahan yang
dipimpin oleh para gembel).
2.
Perbaikan
Birokrasi
Perbaikan
birokrasi yang selama ini masih terjadi “kebocoran dana” dimana-mana, akibat
kurangnya efisiensi dalam birokrasi. Ditambah lagi keinginan untuk korupsi
sudah dianggap menjadi hal yang lazim dalam birokrasi.
3.
Perbaikan
Elit Politik
Sudah
jarang sekali kita temui adanya elit pemimpin yang benar-benar mengabdikan diri
untuk memperhatikan kesejahteraan rakyat. Sebab orang-orang pintar (pakar) dan
baik cenderung tidak mau terjun ke dunia politik. Akibatnya pemerintahan di
Indonesia, diisi oleh orang-orang yang umumnya tidak baik. Maka perlu adanya
perbaikan elit politik yang berkemauan dan mampu memberikan prioritasnya pada
pembangunan ekonomi.
4.
Perbaikan
Kebijakan
Pemerintahan
yang baik (good governance) perlu
memperhatikan pada kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah
haruslah dirancang dengan baik, matang, dan ditujukan untuk memperbaiki
pembangunan.
5.
Perbaikan
Partisipasi Masyarakat
a. Masyarakat
diharapkan mampu menaksir kinerja wakil-wakil rakyat.
b. Masyarakat
tidak “kebablasan” dalam menjalankan prinsip demokrasi. Meskipun demokrasi
berarti kedaulatan di tangan rakyat. Tapi jika prinsip ini dilakukan
berlebihan, tentu akan banyak sekali muncul kelompok radikal dan gerakan
sparatisme yang mengancam tergulingnya pemerintahan yang ada juga memicu adanya
perpecahan keutuhan NKRI.
c. Masyarakat
perlu menciptakan adanya persatuan dan kesatuan. Bukan untuk menindas kaum
minor dan mengumpulkan massa sebanyak-banyaknya demi menuntut suatu kebijakan
atau kebijaksanaan. Sebab yang dimaksud demokrasi berkualitas bukan melihat
dari sisi kuantitas saja melainkan juga kualitas yang memadai.
BIOGRAFI
SOSOK DAN GAGASAN DINO PATI DJALAL
Nama Lengkap : Dino Patti
Djalal
Tanggal Lahir : Jumat, 10
September 1965
Warga Negara : Indonesia
BIOGRAFI
Dino Patti
Djalal adalah seorang Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat sejak tahun
2000 hingga saat ini. Selain itu, ia juga merupakan seorang aktivis muda,
akademisi dan juga penulis buku best seller nasional.
Dino, begitu
sosoknya sering disapa, lahir pada 10 September 1965 di wilayah Beograd,
Yugoslavia. Putera daru Hasyim Djalal, seorang diplomat ternama Indonesia, ini
juga mengikuti jejak sang ayah dengan menjadi diplomat yang tak kalah pamor
dengan ayahnya.
Pria yang
pernah menjabat sebagai Jubir P3TT (Pelaksana Penentuan Pendapat di Timor
Timur) ini menempuh pendidikan pertamanya di SD dan SMP Al Azhar serta McLean
High School di Amerika Serikat. Tuntas dari pendidikan dasar, Dino lalu
menempuh S1 di Carleton university, Kanada, S2 di Simon Frazer University,
Kanada dan gelar doktor bidang Hubungan Internasional di London School for
Economic and Political Science di Inggris.
Ayah tiga anak
ini pertama menjejakkan kakinya di dunia politik pada tahun 1987 dengan bergabung
dalam Departemen Luar Negeri Republik Indonesia. Ia juga pernah ditugaskan ke
Dili, London dan Washington DC sebelum ditunjuk menjadi Direktur Hubungan
Politik Amerika Utara pada tahun 2002.
Tak jarang Dino
ditunjuk menjadi perwakilan Indonesia dalam berbagai pertemuan penting dalam
skala Internasional. Salah satunya adalah acara 'the Leaders Network in Support
of United Nations Reform' di tahun 2005 serta saat ia mewakili presiden SBY
dalam pertemuan '100 Most Influential Persons in the World' oleh majalah Times
di New york bulan Mei 2009 lalu.
Sebagai seorang
politisi sekaligus diplomat, Dino Patti Djalal juga menelurkan berbagai karya
baik berupa artikel domestik maupun media internasional. Ia juga telah
menyelesaikan 5 buah buku; 'The Geopolitics of Indonesia's Maritime Territorial
Policy', 'Transforming Indonesia', 'Indonesia on the Move', 'Harus Bisa!' dan
buku yang diterbitkan tahun 2009 yang berjudul 'Energi Positif'.
Riset dan analisis: Sony Anshar
PENDIDIKAN
-
Sd Al-Azhar
-
SMP Al-Azhar
-
McLean High School
-
Carleton University (S1)
-
Simon Frazer University (MA)
-
London School for Economic and Political Science
KARIR
-
Departemen Luar Negeri (1987)
-
Juru Bicara Satgas Pelaksana Penentuan Pendapat di Timor Timur (P3TT)
-
Kepala Departemen Politik KBRI Washington
-
Direktur Urusan Amerika Utara dan Tengah Departemen Luar Negeri
-
Juru bicara Presiden SBY
Sumber:
http://profil.merdeka.com/indonesia/d/dino-patti-djalal/
GAGASAN
Dispora
Indonesia sebuah ide yang diinisiasi oleh Dino Pati Djalal. Sosok yang mulai
dikenal masyarakat setelah beliau menjadi salah satu peserta dalam konvensi calon
presiden partai Demokrat. Beliau memulai kariernya pada tahun 1987 di Depatemen
luar negeri Indoneisa. Jabatan yang diemban mengharuskan beliau berada di luar
negeri sehingga wajar tidak semua orang mengenl beliau. Dili, London,
Washington merupakan daerah yang pernah menjadi tempat mengabdinya untuk
Indonesia. Terakhir beliau menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika
Serikat. Saat menjabat Dubes untuk Amerika beliau bersama 2000 orang Indonesia
yang berada di berbagai dunia melaksanakan kongres yang menghasilkan deklarasi
Diaspora Indonesia. Dengan adanya diaspora diharapakan mampu membawa kemajuan
bagi Indonesia.
Gagasan lain yang dimilki Dino Pati Djalal adalah Nasionalisme unggul yang
beliau tuangkan dalam buku dengan judul yang sama. Berdasarkan info dari
internet dalam buku tersebut memuat 145 ide dan kutipan inspiratif dari beliau
sendiri, tentang semangat, etos kerja dan konsep-konsep agar Indonesia menjadi
negara maju, atau seperti cita-citanya yang menginginkan Indonesia agar menjadi
raksasa Asia.
Sumber:
http://nhsyaifulloh.wordpress.com/2014/01/02/dino-pati-djalal-dan-gagasan-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar