Senin, 13 Januari 2014

Membentuk Demokrasi Unggul: Bukan Kuantitas Tapi Kualitas Oleh Malisa Ladini, Ilmu Politik UNNES dalam Kompetisi Blog Piala Bapak Dino Patti Djalal


Membentuk Demokrasi Unggul: Bukan Kuantitas Tapi Kualitas

Oleh Malisa Ladini, Ilmu Politik UNNES

Ide Demokrasi Unggul muncul dari sepanjang pengamatan saya ketika melihat adanya suatu konflik yang melibatkan “nama demokrasi” untuk melegitimasi sebuah penindasan bagi seseorang atau kelompok yang dianggap minor.
“Kami mengambil suara mayoritas, maka kamu yang berbeda (kaum minor) harus patuh pada otoritas kami”. Apakah ini cermin dari demokrasi yang benar?
Demokrasi Unggul
U= Untuk Bangsa yang Adil dan Makmur
N= Negara Sejahtera itu Ada, Jika Premanisme Tak Berkembangbiak
G= Galakkan Persatuan, Bukan Kekacauan
G= “Gontok-gontokan Udah Gak Jaman”
U= Unggul demokrasi, Unggul Kualitas
L= Langgengnya Demokrasi, Asal Jangan Seenaknya Sendiri
Menurut Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Kondisi demokrasi politik (poliarki) atau pemerintahan demokratis dapat berjalan stabil dengan empat cara (Sorensen 1993), yaitu sebagai berikut:
1.      Para pemimpin tidak menggunakan koersi kekerasan, yaitu polisi dan militer untuk meraih atau mempertahankan kekuasaannya.
2.      Adanya organisasi pluralis yang modern dan dinamis.
3.      Potensi konflik dalam pluralisme struktural dipertahankan pada tingkat yang masih dapat ditoleransi.
4.      Dalam masyarakat, aktif dalam politik, ada budaya politik dan sistem keyakinan yang mendukung ide demokrasi dan lembaga poliarki.
Dari paparan tersebut, menurut saya demokrasi di Indonesia sudah cukup memenuhi kualifikasi. Tapi masyarakat Indonesia masih sering lupa, kalau demokrasi yang berjalan di Indonesia itu adalah Demokrasi Pancasila. Sering kita mendapati situasi “yang penting punya massa pasti menang”, meskipun massanya itu tidak memperhitungkan dari segala kualitas.
Sebagai mahasiswa ilmu sosial, seringkali saya mendapati kehidupan sosial yang ada baik di dalam masyarakat terasa “aneh” dan asing dengan demokrasi pancasila yang sesuai dengan normatif. Tak jarang kita temui perselisihan paham bahkan sampai ke pertengkaran akut antar suku, agama, ras, dan bahkan pemikiran hidup. Dalam sebuah konflik pasti akan ada kelompok yang merasa mayoritas dan mempunyai dukungan massa banyak untuk menindas kaum yang dianggapnya minoritas. Padahal demokrasi di Indonesia itu tidak mengenal adanya suara mayoritas untuk melakukan diskriminasi. Kecuali pada saat pengambilan suara dengan voting, dimaksudkan untuk mengambil suara terbanyak setelah menggunakan jalan musyawarah mufakat tidak menemukan titik temu.
Kunci Utama Lahirnya Demokrasi Demokrasi UNGGUL, dengan 5 Perbaikan, sebagai berikut:
1.      Perbaikan Kualitas SDM.
Perbaikan kualitas SDM sangat penting sebagai langgenggnya sistem demokrasi di Indonesia. Sebab demokrasi moderat bisa saja berubah menjadi demokrasi ekstrim dikarenakan kurangnya pengawasan terhadap jalannya demokrasi. Sehingga negara menjadi mobokrasi (sistem pemerintahan yang dipimpin oleh para gembel).
2.      Perbaikan Birokrasi
Perbaikan birokrasi yang selama ini masih terjadi “kebocoran dana” dimana-mana, akibat kurangnya efisiensi dalam birokrasi. Ditambah lagi keinginan untuk korupsi sudah dianggap menjadi hal yang lazim dalam birokrasi.
3.      Perbaikan Elit Politik
Sudah jarang sekali kita temui adanya elit pemimpin yang benar-benar mengabdikan diri untuk memperhatikan kesejahteraan rakyat. Sebab orang-orang pintar (pakar) dan baik cenderung tidak mau terjun ke dunia politik. Akibatnya pemerintahan di Indonesia, diisi oleh orang-orang yang umumnya tidak baik. Maka perlu adanya perbaikan elit politik yang berkemauan dan mampu memberikan prioritasnya pada pembangunan ekonomi.
4.      Perbaikan Kebijakan
Pemerintahan yang baik (good governance) perlu memperhatikan pada kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah haruslah dirancang dengan baik, matang, dan ditujukan untuk memperbaiki pembangunan.
5.      Perbaikan Partisipasi Masyarakat
a.       Masyarakat diharapkan mampu menaksir kinerja wakil-wakil rakyat.
b.      Masyarakat tidak “kebablasan” dalam menjalankan prinsip demokrasi. Meskipun demokrasi berarti kedaulatan di tangan rakyat. Tapi jika prinsip ini dilakukan berlebihan, tentu akan banyak sekali muncul kelompok radikal dan gerakan sparatisme yang mengancam tergulingnya pemerintahan yang ada juga memicu adanya perpecahan keutuhan NKRI.
c.       Masyarakat perlu menciptakan adanya persatuan dan kesatuan. Bukan untuk menindas kaum minor dan mengumpulkan massa sebanyak-banyaknya demi menuntut suatu kebijakan atau kebijaksanaan. Sebab yang dimaksud demokrasi berkualitas bukan melihat dari sisi kuantitas saja melainkan juga kualitas yang memadai.


SOSOK DAN GAGASAN DINO PATI DJALAL
Nama Lengkap : Dino Patti Djalal
Tanggal Lahir : Jumat, 10 September 1965
Warga Negara : Indonesia

BIOGRAFI
Dino Patti Djalal adalah seorang Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat sejak tahun 2000 hingga saat ini. Selain itu, ia juga merupakan seorang aktivis muda, akademisi dan juga penulis buku best seller nasional. 
Dino, begitu sosoknya sering disapa, lahir pada 10 September 1965 di wilayah Beograd, Yugoslavia. Putera daru Hasyim Djalal, seorang diplomat ternama Indonesia, ini juga mengikuti jejak sang ayah dengan menjadi diplomat yang tak kalah pamor dengan ayahnya. 
Pria yang pernah menjabat sebagai Jubir P3TT (Pelaksana Penentuan Pendapat di Timor Timur) ini menempuh pendidikan pertamanya di SD dan SMP Al Azhar serta McLean High School di Amerika Serikat. Tuntas dari pendidikan dasar, Dino lalu menempuh S1 di Carleton university, Kanada, S2 di Simon Frazer University, Kanada dan gelar doktor bidang Hubungan Internasional di London School for Economic and Political Science di Inggris.
Ayah tiga anak ini pertama menjejakkan kakinya di dunia politik pada tahun 1987 dengan bergabung dalam Departemen Luar Negeri Republik Indonesia. Ia juga pernah ditugaskan ke Dili, London dan Washington DC sebelum ditunjuk menjadi Direktur Hubungan Politik Amerika Utara pada tahun 2002. 
Tak jarang Dino ditunjuk menjadi perwakilan Indonesia dalam berbagai pertemuan penting dalam skala Internasional. Salah satunya adalah acara 'the Leaders Network in Support of United Nations Reform' di tahun 2005 serta saat ia mewakili presiden SBY dalam pertemuan '100 Most Influential Persons in the World' oleh majalah Times di New york bulan Mei 2009 lalu. 
Sebagai seorang politisi sekaligus diplomat, Dino Patti Djalal juga menelurkan berbagai karya baik berupa artikel domestik maupun media internasional. Ia juga telah menyelesaikan 5 buah buku; 'The Geopolitics of Indonesia's Maritime Territorial Policy', 'Transforming Indonesia', 'Indonesia on the Move', 'Harus Bisa!' dan buku yang diterbitkan tahun 2009 yang berjudul 'Energi Positif'.
Riset dan analisis: Sony Anshar
PENDIDIKAN
- Sd Al-Azhar
- SMP Al-Azhar
- McLean High School
- Carleton University (S1)
- Simon Frazer University (MA)
- London School for Economic and Political Science
KARIR
- Departemen Luar Negeri (1987)
- Juru Bicara Satgas Pelaksana Penentuan Pendapat di Timor Timur (P3TT)
- Kepala Departemen Politik KBRI Washington
- Direktur Urusan Amerika Utara dan Tengah Departemen Luar Negeri
- Juru bicara Presiden SBY
Sumber:
http://profil.merdeka.com/indonesia/d/dino-patti-djalal/

GAGASAN
Dispora Indonesia sebuah ide yang diinisiasi oleh Dino Pati Djalal. Sosok yang mulai dikenal masyarakat setelah beliau menjadi salah satu peserta dalam konvensi calon presiden partai Demokrat. Beliau memulai kariernya pada tahun 1987 di Depatemen luar negeri Indoneisa. Jabatan yang diemban mengharuskan beliau berada di luar negeri sehingga wajar tidak semua orang mengenl beliau. Dili, London, Washington merupakan daerah yang pernah menjadi tempat mengabdinya untuk Indonesia. Terakhir beliau menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. Saat menjabat Dubes untuk Amerika beliau bersama 2000 orang Indonesia yang berada di berbagai dunia melaksanakan kongres yang menghasilkan deklarasi Diaspora Indonesia. Dengan adanya diaspora diharapakan mampu membawa kemajuan bagi Indonesia.
            Gagasan lain yang dimilki Dino Pati Djalal adalah Nasionalisme unggul yang beliau tuangkan dalam buku dengan judul yang sama. Berdasarkan info dari internet dalam buku tersebut memuat 145 ide dan kutipan inspiratif dari beliau sendiri, tentang semangat, etos kerja dan konsep-konsep agar Indonesia menjadi negara maju, atau seperti cita-citanya yang menginginkan Indonesia agar menjadi raksasa Asia.
Sumber:
http://nhsyaifulloh.wordpress.com/2014/01/02/dino-pati-djalal-dan-gagasan-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo Kembali Muda Tanpa Ditunda Bersama Theraskin!

  Halo cantik, jangan pernah merasa minder dengan usia ya. Berapapun usiamu, kamu berhak Bahagia. Ayo memulai semangat menghadapi hari-hari ...